Rabu, 12 Januari 2011

Sahabat N Cwe

oleh: Haila Tarafan Nahar



Ini gue tulis buat sahabat gue yg lagi mondok juga di daerah pacet. Gue kagum sama sahabat gue itu, dia tu pinter. Ini gue akui sebagai tulisan gue yang pertama... What Do You Think About Best Friend??? Mmm lu-lu pade bilang sahabat tu.... Gue pikir-pikir nie sahabat tu org yg spesial.. Bener ga tu?????

Persahabatan gue ma temen gue udah bukan seumur jagung lagi tapi udah seumur beringin... heheheheh ehehehe... :D Gue ama dia dah sahabatan dari Tk-Sekarang dan Selamanya AMIEN...... Lu-lu pada iri???? Sntai bro... Persahabatan ga selamanya lancar friend... Kadang berantem, kadang happy, kadang biasa" aja...

Persahabatan memang rumit kadang kita menghadapi masalah dengan sahabat kita Betul???? Semua bisa di lalui karna lita percaya pada sahabat kita.. Kadng kali kita mengalah pada sahabat kita karna yahhh karna sungkan mungkin... Ato kita memang mebutuh

Sahabat

        Mungkin ini tulisanku yang pertama friend... But I will try to look perfect.. Aku memang hanya seorang yg kecil bukan apa2 bagi Allah SWT dunia tak ada artinya di mata Allah SWT.. Kita di dunia hanya numpang, jangan sekali-sekali berpikir dunia itu kekal... Dunia semuanya hanyalah fatamorgana seperti di padang pasir.. Tak ada yang asli teman lebih tepatnya sahabat aku telah menganggapnya sebagai sodara karna sering sekali dia menginap di rumahku.. Aku bahkan atu keluarganya di juga tau aku seperti apa...
         Persahabatan memang rumit kadang kita menghadapi masalah dengan sahabat kita Betul???? Semua bisa di lalui karna lita percaya pada sahabat kita.. Kadng kali kita mengalah pada sahabat kita karna yahhh karna sungkan mungkin... Ato kita memang mebutuhkannya karna itulah kita takut kehilanggannya???? Jika sahabatmu mencintai orang yg sama denganmu apa yang akan km lakukan???? Mengalah???? Memang, kita harus mengalah apa kita mau persahabatan yang kita jaga selama bertahun" hancur???? Atokah kita akan memilih untuk menghancurkan persahabatan kita???? Memang sulit Bro.... Tp

Catatan Kecil Buat Pernikahan Sahabatku

Oleh Fery Ramadhansyah

Keakraban dengannya bisa dikatakan belum lama. Baru setahun ini kami bisa saling kenal dan lebih tahu satu sama lain. Padahal, sebenarnya kami sudah jumpa sejak dulu masa di MTs dan Aliyah. Kalau dihitung lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Tapi ya, begitulah. Pertemuan kami dulu hanya sebatas teman sekolah yang berpapasan hanya sekedar tahu kalau dia adalah Hasanul anak seorang ulama besar di kota Medan.

Waktu itu, dua bulan sebelum kepulanganku ke tanah air, dalam dunia maya ada yang menyapa dalam friendster milikku. Namanya Khalid, dan dia bercerita banyak tentang diri dan keluarganya. Dari situ aku kenal, bahwa abangnya adalah teman sekolahku dulu. Hingga saat aku kembali ke tanah air, kami ada kesempatan bertemu, dan kamipun bertemu di rumahnya.

Hasanul arifin, kawan lama yang sangat unik menurutku. Dan dalam beberapa hal aku sangat salut dengannya. Kawan layaknya saudara sendiri ini mempunyai karakteristik pribadi muslim sejati. Tentu, orang yang pernah berinteraksi dengannya akan berkata sama. Sosok sahabat lulusan dokter dari universitas islam sumatera ini berperawakan tinggi, dengan wajah yang syahdu, dan kata yang santun serta sikapnya yang selalu care sama teman-temanya.

Mungkin bagi orang yang pertama melihatnya menyangka dia lebih cocok dipanggil ustad. Karena busana yang dikenakannya selalu tampi islami. Tapi, ya begitulah. Orang akan lebih takjub, ketika mengetahuinya bahwa dia adalah seorang dokter yang sangat religi. Tidak tanggung-tanggung, selain kesibukannya bergelut dengan buku-buku kedokteran, dibalik itu dia mengagumi tokoh-tokoh spiritaul seperti Syekh Alawi, ustad yusuf mansur dan lainnya.

Teringat, hari itu saat aku bertemu dengan Abi (sebutan untuk ayahnya, yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku sendiri)dan membicarakan tentang perkembangan umat islam di kota Medan. Sebagai kapasitasnya ketua komisi fatwa MUI kota medan, juga alumnus Universitas Al Azhar-Kairo, beliau bercerita banyak tentang bagaimana peta perpolitikkan ketika itu. Kebetulan salah satu calon walikota saat itu adalah dari non muslim. Dan dilihat potensinya cukup besar mengalahkan calon dari muslim. Maka sampailah kesimpulan, kalau kami perlu merapatkan barisan agar tetap terpilih pemimpin seakidah.

Lepas diskusi dengan Abi, aku dan hasanul ngobrol tentang pernikahan. Ya, obrolan yang sangat menarik bagi bujangan. Apalagi dia telah berazam untuk menikah. Kulihat ketika itu tumpukan buku yang ada di mejanya, semua bertemakan tentang pernikahan. Mulai dari rumah tangga islami, sampai pernikahan A-Z. Pikirku, dari segi teori kayaknya dia sudah faham benar tentang pernikahan dan seluk beluknya. Namun, satu hal yang belum difahaminya ternyata apa yang ada dalam buku, masih perlu penyesuaian pada masing-masing individu. Dan cara yang paling tepat adalah dengan melangsungkan akad nikah tersebut. Dengan kata lain, learning by doing adalah metode paling baik dalam menghayati sebuah permasalahan.

Kita juga berdiskusi, bagaimana memahami sosok makhluk yang bernama wanita. Karena dalam rumah tangga nanti, seorang wanita ketika telah menjadi istri, maka kehidupannya benar-benar kompleks. Satu sisi dia adalah sosok yang harus difahami namun disisi lain kita juga butuh untuk difahami. Di sinilah penting untuk menyeimbangkan ego yang ada. Bagaimana laki-laki sebagai qawwam (pemimpin)menjalankan perannya sebagai orang yang lebih faham terhadap orang yang dipimpinnya.

Mengarungi bahtera rumah tangga, ibarat mengemudikan kapal pesiar di tengah samudera . Kapanpun rintangan akan selalu menghadang, ombak yang kuat dan angin yang kencang sering membuat kapal kita oleng. Belum lagi kalau bahan bakar yang digunakan habis atau kondisi dalam kapal ada yang rusak. inilah tantangan dalam mengarungi sebuah samudera. Bagaimana seorang nahkoda bisa membawa kapal itu bisa sampai pada pulau yang dituju.

Begitu halnya juga pada kehidupan rumah tangga. Gannguan dari dalam dan luar akan selalu menghiasi jalannya kehidupan rumah tangga seseorang. Di sini dibutuhkan sikap qawwam bagi laki-laki sebagai nahkoda. Maka jadilah kepala rumah tangga seperti rasulullah dulu. Niscaya akan muncul istilah baiti jannati, rumahku adalah surgaku.

***

Selamat menempuh hidup baru wahai saudaraku. Barakallahu Lakuma wa Baraka alaikuma wa jama’a bainakuma fi khairin.

Ketika Orang Rusia Mengamalkan Surat Ar Rahman:33

Oleh Syaripudin Zuhri

Menjelang 50 tahun perayaan manusia pertama ke angkasa, ada pertanyaan yang menggelitik, kapan Indonesia menerbangkan astronotnya ke angkasa? Kapan Indonesia yang mayoritasnya muslim mengamalkan surat ar Arahman:33. Masa kita hanya dapat bernyanyi, kapan-kapan! Masa yang mengamalkannya orang Rusia? Mengapa pertanyaan ini muncul? Mari lanjutkan membacanya.

Mungkin banyak diantara kita yang belum tahu atau mungkin malah tak tahu bahwa manusia pertama yang ke angkasa itu justru dari Rusia, bukan Amerika! Dalam sejarah tecatat pada tanggal 12 April 1961 Yury Gagarin meluncur keangkasa. Maka dialah manusia pertama yang meluncur keangkasa, yang sebelumnya diluncurkan anjing sebagai uji coba, bisakah makhluk hidup diluncurkan keangkasa! Dengan uji coba anjing yang berhasil diluncurkan keangkasa, maka manusiapun bisa!

Dengan pesawat Vostok I meluncurlah Gagarin keangkasa, mulailah langkah kecil manusia di bidang ruang angkasa menuju langkah besar. Ketika Rusia, saat itu Uni Soviet, meluncurkan kosmonotnya, sebutan untuk astronot di Rusia, Amerika Serikat kaget, terperangah, aha... Rusia duadah terbang duluan ke angkasa, malulah Amerika Serikat. Dan kebetulan saat itu memang sedang perang dingin, antara Blok Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah pimpinan Uni Soviet.

Pukulan telak dihantamkan oleh Uni Soveit pada Amerika Serikat, tanpa gambar gembor, Uni Soveit dapat meluncurkan kosmonotnya ke angkasa! Namun karena dunia informasi pada saat itu memang dikuasai dunia Barat, khususnya Amerika, maka langkah awal manusia menembus angkasa untuk pertama kalinya, tak terdengar 'gregetnya" seakan "tak terjadi apa-apa", padahal itu adalah peristiwa pertama kali manusia bisa ke angkasa!

Namun ketika Amerika Serikat berhasil astronotnya menginjakan kakinya ke bulan dunia gempar! Dunia gegap gempita memberitakan itu dan lagi-lagi karena keberhasilan dunia barat menguasai informasi, yang terdengar ke angkasa oleh dunia adalah Neil Amstrong, bukan Yury Gagarain! Mungkin sampai saat ini bila ditanyakana siapa yang pertama manusia ke angkasa? Dijawabnya pasti Neil Amstrong! Padahal pertanyaanya adalah siapa yang pertama kali ke angkasa? Bukan ke bulan! Itulah yang tarjadi, Gagarin "dilenyapkan" oleh dunia informasi Amerika atau Barat. Yang dikenal dunia adalah Amstrong, bukan Gagarin.

Sudahlah, itu urusan mereka, yang saya mau tekankan adalah di mana posisi Indonesia, kapan astronot Indonesia ke angkasa? Jangan-jangan sudah banyak yang pesimis untuk menjawabnya. Jangankan ke angkasam ke bulan, ngurus makan saja kita masih susah. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Mau sekolah tinggi saja mahalnya tak terjangkau rakyat kecil, bagaimana rakyat mau menjadi pinter, kalau beban kehidupan begitu berat menekannya?

Atau bahkan ada yang sudah tak peduli lagi, mau ke angkasa atau bukan, mau makan atau tidak, bukan urusan! Atau memang kita harus terus menerus bangsa yang kalah dan dikalahkan, khsusunya dengan negara jiran kita, Malaysia! Di angkasa kitapun dikalahkan oleh Malaysia, mereka sudah meluncurkan astronotnya ke angkasa terbang bersama Rusia!

Setelah Dr Pratiwi Sudarmono calon astronot kita yang gagal terbang, karena meledaknya Challenger beberap tahun lalu, setelah itu tak terdengar lagi calon astronot kita, terdengar lagi satupun astronot kita yang dipersiapkan ke angkasa! Mungkin ada yang berpikir, buat apa ngurusin angkasa yang biayanya mahal? Ngurus perut aja belum bisa! Buat makan saja susah! Namun anehnya biaya trilunan rupiah anggaran tahun 2010 tak terserap! Ya ampun uang menjadi nganggur, tak produktif. Sementara yang di korupsipun tak tanggung-tanggung, entah berapa triyunan, tak ada yang bisa menjawab.

Loh dari pada anggaran hanya buat jalan-jalan bagi anggota DPR yang katanya terhormat, bukankah lebih baik membuat program yangjelas, dan salah satunya yang prestisius ya ke angkasa itu, biarlah anak cucu nanti bangga akan negaranya, karena telah berhasil ke angkasa! Masa kita baru si Gatotkaca aja sih yang terbang, atau tokoh komik kita, Godam, yang bisa terbang ke angkasa! Mana astronot kita? Ingat sebentar lagi di Rusia akan memperingati 50 tahun atau setengah abad kosmonotnya ke angkasa, tepatnya 12 April 2011 tahun ini dan mereka akan merayakannya besar-besaran!

Rasanya sedih sebagai suatu bangsa yang lebih dahulu merdeka dari Malaysia, dan pernah dua-tiga dekade dahulu Malaysia banyak berguru ke Indonesia, namun sekarang kita, Indonesia, tertinggal jauh olehnya. Mereka sudah punya kebanggaan yang menara kembar Petronas, yang sudah dijadikan tempat shoting film, baik dari Hollywood, Amerika, maupun oleh Bollywood, India. Sehingga negara Malaysia dapat promosi gratis dari dua pusat perfilman raksasa itu. Kapan Indonesia ada ikonnya yang mendunia, selain Bali? Kapan menara Jakarta jadi direalisasikan? Oya dibidang angkasa kita juga sudah dikalahkan Malaysia, mereka sudah meluncurkan astronotnya ke angkasa beberapa tahun lalu.

Halo... halo mana nih calon astronot kita? Kita sudah dikalahkan Malaysia, loh kalau tiba-tiba nanti Thailand atai Vietnam astronot mereka ke angkasa, wah tambah malu kita! Kita negara terbesar dan terluas wilayahnya di bandingkan negara-negara ASEAN lainnya, juga terbanyak penduduknya dan sangat kaya sumber daya alamnya.

Ya kalau kita dikalahkan lagi di bidang angkasa, ya ampun .... dana itu dikemanakan?
Masa kita hanya berlomba-lomba agar dapat dikuburkan di tempat yang mewah, yang dananya puluhan juta rupiah atau bahkan lebih. Ya ampun mau mati aja kok sampai sekian juta rupiah rela dibenamkan, sementara yang masih hidup mau makan saja susahnya minta ampun, mau membeli cabe kritingnya saja rakyat tak mampu! Heranya kok di ijinkan yakh ...membangun kuburan super mewah, dengan nama asing dan adanya di Indonesia! Orang tak tahu bahwa nama itu ada di Indonesia, kirain di Amerika sana, eh tak tahunya hanya di kerawang, Jawa Barat saja!

Aneh banget nih negara kita, yang miskin sampai matipuntak tahu mau dikuburin di mana, sementara yang kaya, padahal katanya harus berus bergaya hidup sederhana, bahkan dalam ajaran Islam, kita hanya dibekali dengan kain kafan saat meninggal dunia dan saat dikuburkan hanya di tanah biasa, tak perlu ornamen apapun, sederhana sekali. Tapikan itu duit mereka, harta mereka, suka-suka merekalah! Tapi mereka hidup di Indonesia, dimana rakyatnya masih banyak yang miskin, masa mau mati saja masih menujukkan bahwa saya orang kaya! Loh-loh kok jadi ke bawah, ke kuburan, bukankah tadi lagi bicara ke atas, ke angkasa?

Iya, saya gemes, melihat orang-orang kaya kita, sepertinya tak peduli pada yang miskin, masa orang lagi pada kelaparan, mereka membangun kuburan yang super mewah? Yang herannya pemerintah kok mengijinkan membangun kuburan semacam itu? Bukankah ketika orang mati hanya tiga perkara yang dapat mengiringnya ke akherat, amal jariah, anak yang sholeh dan ilmu yang bermanfaat. Kok masih kuburan juga, habis geretan saya!

Oke kita kembali ke angkasa, memang dampak langsungnya mungkin kecil, tapi dalam jangka panjang ketika ada astronot Indonesia ke angkasa, akan membuat generasi kita di masa datang termotivasi dengan kuat dan sangat bangga akan negerinya, karena telah berhasil meluncurkan salah seorang warga negaranya ke angkasa, bukan suatu prestasi yang kecil!

Benar-benar luar biasa kalau Indoensia bisa meluncurkan astronotnya ke angkasa. Kok saya seperti bermimpi? ya tak apa-apalah, saya bermimpi sekarang, entah realisasinya bisa 10, 20, 50 atau 100 tahun mendatang atau bahkan berabad-abad kemudian baru terlaksana, tak penting! Yang penting ada astronot Indonesia yang ke angkasa yang dipersiapkan sekarang-sekarang ini, atau pada puluhan atau ratusan tahun mendatang!

Jangan sampai ke duluan negara-negara tetangga kita yang lainnya, atau jangan-jangan si singa kecil itu, Singapur, sudah merencanakan astronotnya ke angkasa, kalau itu terjadi, benar-benar, malu-maluin, masa kalah lagi dengan negara sekecil itu, negara yang secara fisik kalau dimasukan ke hutan Kalimantan, lenyap, tak kelihatan! Ayolah bangkit bangsaku, bangsa kita, di Rusia tanggal 12 April 2011 mendatang akan memperingati 50 tahun keberhasilan mereka menembus angkasa! Okelah kita tak punya pesawatnya, orangnya dulu deh yang ke angkasa, masa menunggu janji-janji Amerika saja?

Irak, Afganistan, Malaysia negara-negara berkembang lainnya sudah ke angkasa bekerjasama dengan Rusia, Rusialah yang menerbangkan para astronot mereka, mengapa kita tidak berkerjasam saja dengan Rusia? Sudahkah pemerintah memprogramkan dalam jangka pendek, menengah atau jangka panjang untuk meluncurkan salah seorang astronotnya ke angkasa? Atau jangan-jangan para ahli bahasanya sedang sibuk mencari, kata serapan astronot untuk bahasa Indonesia apa yakh? Jangan-jangan kita memang baru bisa membuat program atau acara"nujuh bulan" Ituloh acara adat untuk ibu-ibu yang hamil tujuh bulan! Loh apa hubungannya dengan angkasa? Ya paling tidak ada kata"bulan"nya.

Coba perhatikan surat Ar Rahman: 33 yang berbunyi” Wahai golongan jin dan manusia jika kamu sanggup menembus(melintas) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan(dari Allah)” Masa yang mengamalkan orang Rusia atau Amerika. Lucukan? Apa lagi saat diluncurkan pesawat Vostok I, Rusia masih bagian dari Uni Soviet yang komunis! Rasanya kontradiksi, yang beriman hanya membaca, yang komunis mengamalkan, kan aneh! Arab Saudi yang “gudangnya duit” tak kedengaran program mengamalkan ayat ini, Indonesia yang mayoritasnya muslim, entah kapan mengamalkan ayat ini.

Oke salam dari “angkasa”, sampai jumpa di “orbit” yang baru!

Maafkan Aku, Sahabat

Oleh M .jono AG

Sahabatku, mohon maaf kalau panggilanmu lewat HP semalam tak kujawab. Bukan aku mengabaikanmu, apalagi tidak menghargaimu. Sekali lagi tidak. Insya Allah aku akan tetap menjawabmu pada waktu dan situasi yang berbeda. Hanya karena aku malu kepada Allah saat itu karena aku sedang ingin menambah pemahamanku terhadap agamaku.

Aku sangat malu kalau ustadz yang berdiri di depanku dan di depan semua jamaah sedang semangat-semangatn